Kematian memiliki mulut tak kasat mata,
Menelanmu setiap saat
Memiliki bentuk tak tentu
Berubah sesuai takdirmu
Saat waktumu habis
Mulutnya menganga lebar
Menelanmu di jalanan,
Menelanmu di kobaran
api,
Mengoyakmu dengan deburan ombak,
Mencernamu di tangan pembunuh
Tenang, sakit, cepat, lambat
Tak terprediksi
Hanya takdir yang bermain
Meninggalkan suatu tanya
Mulut apa yang menelanku?
by Salvia A
ponder it
Tidak ada komentar:
Posting Komentar